Menulis atau Mati: Fenomena Publish or Perish dalam Jurnal Ilmiah
Menulis atau mati, mungkin itu adalah ungkapan yang terlalu dramatis untuk menggambarkan fenomena yang terjadi dalam dunia akademis saat ini, namun tidak dapat dipungkiri bahwa tekanan untuk terus menerbitkan artikel ilmiah dalam jurnal-jurnal terkemuka menjadi semakin besar. Fenomena ini dikenal dengan istilah “Publish or Perish” yang memiliki dampak yang signifikan terhadap dunia penelitian.
Dalam era informasi digital seperti sekarang, jumlah jurnal ilmiah yang tersedia semakin banyak dan aksesibilitas informasi semakin mudah. Hal ini membuat para peneliti di seluruh dunia harus bersaing untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan dari rekan sejawat maupun institusi akademis. Di tengah persaingan yang ketat ini, tekanan untuk terus menerbitkan artikel ilmiah menjadi semakin besar.
Para peneliti yang tidak mampu memenuhi target publikasi yang ditetapkan oleh institusi atau lembaga tempat mereka bekerja, dapat mengalami konsekuensi yang serius, seperti penurunan pangkat, pemotongan dana penelitian, atau bahkan pemecatan. Hal ini mendorong para peneliti untuk mengutamakan kuantitas publikasi daripada kualitas, sehingga terkadang mengorbankan integritas ilmiah mereka.
Fenomena Publish or Perish juga dapat memicu praktik-praktik tidak etis dalam dunia penelitian, seperti plagiasi, manipulasi data, atau pembuatan data palsu. Semua ini dilakukan demi memenuhi target publikasi yang telah ditetapkan, tanpa memperhatikan dampak negatif yang dapat ditimbulkan bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Untuk mengatasi fenomena Publish or Perish ini, diperlukan upaya kolaborasi antar lembaga penelitian, penerapan standar etika penelitian yang ketat, serta peningkatan kesadaran akan pentingnya kualitas daripada kuantitas dalam publikasi ilmiah. Para peneliti juga perlu diberikan dukungan dan insentif yang sesuai untuk menghasilkan penelitian berkualitas tanpa harus terjebak dalam tekanan Publish or Perish.
Dalam menghadapi fenomena Publish or Perish, para peneliti perlu mengutamakan integritas ilmiah dan tujuan utama dari penelitian, yaitu untuk memajukan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, publikasi ilmiah bukan lagi menjadi tujuan utama, melainkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan tersebut.
Referensi:
1. Moleong, L. J. (2006). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2. Arifin, Z. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.